Pemain Dota 2 terkenal asal Filipina, Kim “Gabbi” Santos dan Abed “Abed” Yusop, telah didenda dalam jumlah besar oleh organisasi mereka, Blacklist International. Ini terjadi setelah pertengkaran fisik antara mereka minggu lalu, di mana Abed memukul Gabbi beberapa kali akibat provokasi verbal dari Gabbi.
Drama Gabbi-Abed Dikonfirmasi, Keduanya Didenda Karena Pelanggaran
Minggu lalu, dunia Dota 2 dikejutkan oleh kabar mendadak tentang Gabbi yang meninggalkan Blacklist International karena konflik dengan Abed. Gabbi menyampaikan informasi ini secara terbuka melalui livestream-nya, dan para penggemar mulai bertanya-tanya apakah ini benar atau hanya lelucon yang tidak pantas.
Hari ini, CEO Blacklist International mengonfirmasi bahwa cerita tersebut benar. Ia menjelaskan bahwa kedua pemain tersebut terlibat dalam pertengkaran fisik di studio foto, bukan di bootcamp mereka. Tryke tidak mengungkapkan alasan sebenarnya dari konflik tersebut, hanya menyebutnya sebagai “masalah pribadi”. Namun, kemungkinan besar konflik ini dipicu oleh kata-kata Gabbi.
“Kami memutuskan untuk mendenda kedua individu dengan jumlah yang signifikan bagi mereka. Saya tidak akan membagikan jumlahnya, tetapi cukup untuk membeli sebuah mobil,” kata Tryke.
Blacklist International memutuskan untuk mendenda Gabbi dan Abed dengan jumlah yang sama. Tryke juga menyebutkan bahwa Blacklist International akan menyumbangkan denda tersebut untuk amal.
“Kami memutuskan untuk memberi denda pada kedua individu dengan jumlah yang signifikan bagi mereka. Jadi, dalam hal ini, saya tidak akan membagikan jumlahnya, tetapi cukup untuk membeli sebuah mobil. Ini untuk menunjukkan bahwa kami sebagai organisasi tidak mentolerir hal ini,” tambah Tryke.
Gabbi Akan Tetap di Blacklist International
Meskipun sempat keluar secara impulsif setelah konflik, Gabbi akan tetap berada di tim yang seluruhnya beranggotakan pemain Filipina ini. CEO Blacklist International mengadakan percakapan pribadi dengan Gabbi dan menyampaikan bahwa “kata-kata memiliki bobot” dan “penting untuk memberi nilai pada kata-kata yang kita ucapkan.” Tryke mengatakan bahwa ia bangga dengan cara Gabbi menerima sesi tersebut dan refleksi dirinya.
Setelah kejadian ini, Gabbi dan Abed akan terus bermain bersama di tim. Namun, Riyadh Masters mungkin menjadi turnamen penentu masa depan tim ini, seperti yang digambarkan oleh Tryke sebagai “usaha terakhir mereka.”
Selama wawancara, Tryke juga mengungkapkan bahwa tim akan bermain dengan dua pemain baru, Jaunuel dan Natsumi. Keduanya menggantikan Palos dan MJZ di posisi carry dan support. Kita akan melihat susunan pemain ini bersaing di kualifikasi Riyadh Masters yang akan datang.
Penutup
Konflik antara Gabbi dan Abed menyoroti pentingnya etika dan profesionalisme dalam tim esports. Dengan denda yang signifikan dan komitmen untuk memperbaiki perilaku, Blacklist International menunjukkan bahwa mereka serius dalam mempertahankan disiplin dan integritas tim mereka. Turnamen Riyadh Masters akan menjadi momen penting untuk melihat apakah tim ini bisa mengatasi tantangan internal mereka dan bersinar di panggung internasional.